Hei pujaan hati….. apa kabarmu……
Kuharap kau baik baik saja…..
Pujaaan hati andai kau tahu
Kusangat mencintai dirimu
Hei pujaan hati…… setiap malam
Aku berdoa kepada Sang Tuhan
Berharap cintaku jadi kenyataan
Agar kutenang meniti kehidupan
Mengapa kau tak membalas cintaku
Mengapa engkau abaikan rasaku
Ataukah mungkin hatimu membeku
Hingga kau tak pernah pedulikan aku
Cobalah mengerti keadaanku
Dan cobalah pahami keinginanku
Kuingin kau jadi milikku
Lengkapi jalan cerita hidupku
Pujaan hati……. Pujaan hati…….
Lirik lagu Pujaan Hati ‘Kangen Band’ di atas begitu dalam maknanya. Lukisan harapan yang begitu besar dari seseorang pada sang Pujaan Hati. Tapi sayang… sang Pujaan Hati mengabaikan rasa itu.
Dikesendirianku, berteman malam nan sepi, aku terhanyut menikmati lagu tersebut. Yaa….. paling tidak aku merasakan hal tersebut saat ini. Sang Pujaan Hati mulai mengaburkan rasaku, di saat aku berharap dialah akhir pelabuhan cintaku.
Pujaan Hati…… aku mengerti dan memahami keadaanmu saat ini. Karena kau dan aku tak jauh beda, masalah selalu datang silih berganti menerpa kehidupan kita. Jadikanlah ini semua pembelajaran tuk masa yang akan datang dan anggap ini ujian tuk mendewasakan kita. Seharusnya kita selalu bersama tuk saling menguatkan, bukan malah mengabaikan dan saling menjauhi.
Pujaan Hati……. aku rindu tawamu…….. aku rindu ceriamu……. aku rindu candamu……. aku rindu panggilan sayangmu…… aku rindu hangat kasihmu……..
Pujaan Hati……. bila nanti engkau milikku, aku ingin engkau temani aku saat menangis, aku ingin engkau temani aku hingga tutup usiaku. TAK INGIN YANG LAIN DAN TAKKAN ADA YANG LAIN.